Sindrom KORO

0
11:01:00 PM

Mr.P adalah modal utama dalam kehidupan seks pria. Tanpa Mr.P mungkin seorang pria tidak bisa menjalani kehidupan seks dengan baik. Inilah yang menyebabkan sebagian pria mengalami sindrom takut kehilangan Mr.P.

Banyak orang yang belum pernah mendengar tentang koro.
Koro adalah sindroma anxietas yang mendadak sampai dengan panik disebabkan oleh adanya waham bahwa alat kelaminnya akan mengkerut masuk dan menghilang ke dalam tubuhnya sehingga dirinya akan mati.
 Ini adalah kondisi mental yang jarang terjadi. Penderita koro memiliki rasa takut yang irasional, takut alat kelamin eksternalnya mengalami penyusutan atau bahkan menghilang.
Koro sebagian besar terjadi pada pria, yang khawatir bahwa Mr.P mereka akan menghilang. Hanya sebagian kecil kasus terjadi pada wanita, yang takut bagian-bagian tubuhnya seperti vulva dan puting payudara menyusut. Koro d
itemukan di Cina dan Asia Selatan dan Timur. Kecemasan akut disertai ketakutan bahwa alat kelamin seseorang (penis pada laki2 dan vulva serta putting pada wanita) menyusut dan melesak ke dalam badan dan akibatnya mungkin kematian.



Sindrom ini paling sering ditemui di China Selatan dan tempat lain di Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Indonesia
(Sulawesi Selatan). Koro diakui sebagai penyakit menular seksual dalam pengobatan tradisional China.

Sindrom ini dikenal sejak zaman kuno, dengan munculnya serangkaian wabah epidemi pada abad ke-20, yang berakhir pada tahun 1980-an.
Contoh beberapa penelitian mengenai koro ini adalah sebasgai berikut.
a. Baasir (1974) melaporkan mengenai penelitiannya di Sulawesi Selatan. Ia berpendapat perlunya dibedakan antara “ koro like symdrome” dengan gangguan koro yang murni. Koro like syndrome merupakan tambahan gejala dari gangguan jiwa lain, sedangkan koro murni merupakan culture bound syndrome yang terikat pada budaya.
b. Tanumiharja (1984) melaporkan penelitiannya di Sulawesi Selatan. Ia membantah bahwa koro hanya terjadi pada orang keturunan Cina. Koro dalam budaya Bugis dianggap penyakit syaraf yang tegang, yang disebabkan oleh kelelahan fisik dan mental (alat kelamin adalah simbol vitalitas).


Koro paling umum terjadi di kalangan pria etnis China. Selain juga terjadi di penduduk India asli, Nepal dan Thailand. Sejak akhir tahun 1990-an, serangkaian laporan menyatakan wabah ini sering dikaitkan dengan rumor ilmu sihir dan telah menyebar dari Afrika Barat sampai Sudan dan Kongo.

Penderita koro biasanya mengalami kecemasan intens yang tiba-tiba, yang berlangsung selama beberapa jam sampai dua hari. Kondisi ini bisa kronis dan berulang.

Seperti dilansir dari Health24, Senin (12/4/2010), selain takut dengan penyusutan Mr.P, pencabutan dan penghilangan Mr.P, gejala lain pada sindrom koro adalah sebagai berikut:

1. Persepsi bahwa bentuk dan otot Mr.P berubah

2. Takut dengan kemandulan dan kehilangan daya seksual

3. Takut kegilaan, semangat kepemilikan dan ancaman kematian


Penderita koro dikenalkan untuk mencoba meredakan ketakutan mereka dengan 'menarik Mr.P manual atau mekanis' atau 'menahan' Mr.P mereka dengan menggunakan tali atau semacam alat penjepit. Orang itu berusaha mencegah dengan cara memegang erat– erat alat kelaminnya atau mengikat dengan tali, kalau perlu minta bantuan orang lain memegang alat kelaminnya secara terus menerus. Dalam keadaan koro, orang–orang jenis kelamin berlawanan dilarang berada di sekitar pasien, oleh karena dapat menyebabkan kematiannya. Serangan ini pada suatu saat dapat menghilang sendiri dan pasienpun menjadi tenang kembali.

Padahal pemeriksaan medis menunjukkan tidak ada kasus penyusutan Mr.P yang sebenarnya. Koro hanyalah sebuah fobia atau ketakutan yang tidak rasional, karena tidak ada bukti medis bahwa Mr.P dapat menghilang, kecuali akibat kecelakaan atau pisau bedah.

Namun, hal yang pasti terjadi adalah Mr.P akan mengalami perubahan sejalan dengan bertambahnya usia.

Perubahan seksual pertama terjadi pada usia 30 tahun hingga usia menengah dan tua. Beberapa perubahan yang paling menonjol terlihat adalah sebagai berikut:

1. Penurunan tingkat testosteron alami dengan bertambahnya usia, menyebabkan fungsi seksual pria cenderung menurun juga. Kualitas dan volume sperma lebih rendah, serta penurunan kecepatan, kualitas dan pertahanan ereksi.

2. Yang umum pada pria tua, berat badan dapat menyebabkan penurunan ukuran Mr.P yang terlihat, karena adanya lemak perut yang bisa mengubur batang Mr.P.

3. Banyak pria juga mengalami sedikit penurunan ukuran yang sebenarnya karena usia, baik panjang maupun tebal. Hal ini mungkin terjadi akibat penyumbatan arteri di Mr.P dan akumulasi stabil kolagen relatif inelastis dalam selubung fibrosa di sekitar ruang ereksi.

4. Melemahnya otot kandung kemih, sering disertai dengan pembesaran kelenjar prostat. Hal ini cenderung mengakibatkan penurunan bertahap fungsi urin dan melemahnya aliran urin.

5. Perlahan rambut kemaluan menghilang

6. Usia menyebabkan berkurangnya aliran darah. Hal ini menyebabkan kepala Mr.P secara bertahap kehilangan warna ungunya.

7. Testis cenderung menyusut dari sekitar usia 40 tahun

8. Mr.P cenderung menjadi kurang sensitif dan dapat menjadi melengkung seiring dengan usia



Sumber

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar:

Komentar anda akan saya terima, dan saya berhak untuk mempublikasikan atau tidak